KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmatnya
saya dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami
penelitian secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk
mahasiswa pada umumnya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan – kekurangan
agar dimasa yang akan datang akan lebih baik lagi.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini, serta teman – teman saya yang
telah mendukung dalam menyelesaikan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kehidupan masyarakat di Bekasi yang mulai
membaik dari sektor pertanian sekarang sudah berubah menjadi industri. Semakin
banyak yang kita lihat adalah bedirinya pabrik-pabrik dan perkantoran yang
mewah dan bahkan hampir lahan pertanian sudah jarang kita temui.
Perumahan-perumahan di Bekasi juga sudah padat, dan para petani pun sudah tidak
mempunyai pekerjaan karena lahan yang seharusnya dipakai untuk bertani sudah
tidak bisa lagi. Para nasib petani pun mulai memburuk karena yang tidak
mempunyai pekerjaan lagi, dan akhirnya pun menjadi pengangguran.
Pengangguran di kota Bekasi pun tidak kalah
banyak dengan kota Jakarta karena semakin banyaknya para pendatang baru yang
ingin mengadu nasib di kota Jakarta dan di Bekasi adalah tempat impian mereka
selanjutnya untuk mencari pekerjaan. Lapangan pekerjaan indusri pun tidak
sebanding dengan para pencari kerja. Sehingga pengangguran di Bekasi semakin
banyak dan tingkat kemiskinan mulai meningkat.
Berdasarkan data di atas penulis akan mengangkat
topik
“ KEMISKINAN DI BEKASI ” sebagai judul makalah penulisan ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah pengertian kemiskinan dan dimensi kemiskinan?
2.
Apa sajakah faktor – faktor penyebab kemiskinan di Bekasi?
3. Bagaimana solusi atau upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi kemiskinan di Bekasi?
C.
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kemiskinan dan
dimensi kemiskinan.
2. Untuk mengetahui apa
saja faktor-faktor penyebab kemiskinan di Bekasi.
3. Untuk mengetahui upaya
apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemiskinan di Bekasi.
D. MANFAAT PENULISAN
Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan mendapat manfaat baik secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Secara Teoritis.
Penelitian ini diharapkan menambah bahan kepustakaan ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Berguna bagi masyarakat pada umumnya dan bagi mahasiswa ekonomi pada khususnya.
2. Secara Praktis.
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan yang berguna bagi masyarakat, mahasiswa, pemerintah daerah, instansi - instansi terkait lainnya.
Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan mendapat manfaat baik secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Secara Teoritis.
Penelitian ini diharapkan menambah bahan kepustakaan ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Berguna bagi masyarakat pada umumnya dan bagi mahasiswa ekonomi pada khususnya.
2. Secara Praktis.
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan yang berguna bagi masyarakat, mahasiswa, pemerintah daerah, instansi - instansi terkait lainnya.
BAB II
ANALISIS MASALAH
A. Pengertian Kemiskinan dan Dimensi Kemiskinan
A.I Pengertian Kemiskinan.
Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang
berada dibawah garis nilai standar kebutuhan minimum yang serba kekurangan.
Sedangkan
Kemiskinan secara luas diidentifikasikan sebagai kekurangan atau
tidak memiliki pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk, kekurangan
transportasi yang dibutuhkan masyarakat.
Kriteria Orang Miskin
Ada beberapa kriteria kemiskinan yang kita
kenal, namun yang paling sering kita dengar adalah angka kemiskinan versi BPS.
Kriteria orang miskin versi BPS ditentukan oleh beberapa faktor atau parameter.
Ada 14 parameter yang menentukan apakah orang tersebut layak disebut orang
miskin atau tidak. Di antara parameter-parameter tersebut adalah seperti
pendapatan per bulan, kalori yang dikonsumsi, dan akses listrik.
Jika kita lihat lebih dalam, kriteria-kriteria
ini nampaknya memang sangat tidak manusiawi tetapi itulah potret atau gambaran
kemiskinan di Indonesia yang masih sangat jauh dari layak. Terlebih jika kita
bandingkan standar yang ditetapkan oleh BPS dengan World Bank. Menurut World
Bank, salah satu kriteria orang miskin di Indonesia adalah mereka yang
berpenghasilan di bawah dua dollar per hari atau sekitar Rp. 20.000,-.
Sejarah mencatat, Angka kemiskinan berhasil
turun tajam dari sekitar 60 juta jiwa atau 40 persen dari jumlah penduduk
menjadi hanya tinggal 27,2 juta jiwa atau 15 persen pada tahun 1990 (Basri,
1994). keberhasilan pengurangan angka kemiskinan ini besar kemungkinan
disebabkan oleh dua faktor, pertama karena keberhasilan PJP I atau bisa juga
karena perubahan kriteria kemiskinan yang notabenenya mengalami penurunan
kualitas dibandingkan kriteria sebelumnya.
Kemiskinan memang merupakan momok utama dalam
perekonomian suatu negara. Makin banyak kemiskinan di suatu negara,
menggambarkan ketidakberesan negara dalam mengurus rakyatnya. Selain itu,
kemiskinan juga merupakan potret adanya suatu kegagalan ekonomi. Terlebih jika
kemiskinan telah berlansung sejak lama. Bila hal ini sudah terjadi maka
kemiskinan ini bukan merupakan fenomena sesaat tetapi sudah menjadi fenomena
struktural yang harus diselesaikan dengan cara yang sistematis dan
berkelanjutan.
A.II
Dimensi Kemiskinan
Kemiskinan terdiri dari beberapa kelompok
dimensi, yaitu :
· Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi.
Globalisasi menghasilkan pemenang dan yang kalah. Indonesia sebagai Negara
berkembang bisa menjadi pihak yang kalah dalam globalisasi, sehingga daerah
industri seperti Bekasi dapat menjadi daerah dengan bertambahnya penduduk
miskin.
· Kemiskinan yang
berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan akibat rendahnya. Kemiskinan pedesaan
akibat peminggiran pedesaan dalam proses pembanguna perkotaan akibat kecepatan
pertumbuhan perkotaan.
· Kemiskinan sosial.
Kemiskinan yang dialami perempuan, anak-anak, dan kelompok minoritas.
· Kemiskinan
konsekuensial, kemiskinan akibat faktor-faktor eksternal seperti konflik /
bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya jumlah penduduk.
B. Faktor – Faktor
Penyebab Kemiskinan.
Berikut ini merupakan
factor-faktor penyebab kemiskinan di Bekasi :
1. Adanya peralihan
lahan dari pertanian menjadi kawasan industri dan real estate. Peralihan ini
mendorong peralihan mata pencaharian juga. Bagi yang tidak mempunyai kompetensi
akan kesulitan menghadapinya dan bukan tidak mungkin akan menjadi pengangguran
dan menambah tingkat kemiskinan di Bekasi
2. Nelayan yang sudah
tidak dapat melaut lagi karena kelangkaan dan mahalnya bahan bakar solat, lebih
besar biaya operasional ketimbang hasilnya sedang solar subsidi kebanyakan
dijual oleh petugas ke industri besar.
3. Buruknya sarana
infrastuktur jalan. Banyak jalan-jalan dipelosok Bekasi mengalami kerusakan
seperti jalan Cikarang – Sukatani. Bila sarana infrastruktur jalan tidak baik
maka akan menghambat roda perekonomian, misalnya hasil alam dari warga Bekasi
di pedalaman susah didistribusikan.
4. Adanya bencana alam,
seperti banjir yang sekarang sering melanda Bekasi dan juga bencana alam yang
menimpa pesisir pantai cabang bungin, muara gembong dan tarumajaya.
5. Kurang terpenuhinya
akses terhadap kebutuhan hidup dasar seperti kesehatan, pendidikan, sanitasi,
air bersih, dan transportasi.
6. Bekasi yang menuju
kota industri menjadi kota impian bagi penduduk diluar Bekasi, sehingga setiap
tahunnya jumlah pendatang di Bekasi semakin meningkat dan jumlah pengangguran
juga meningkat.
7. Kenaikan harga BBM
semakin membuat penduduk mengeluarkan biaya lebih besar untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, sementara penghasilan tidak naik mengakibatkan taraf hidup
masyarakat anjlok. Bahkan sebagian diantaranya turun kelas menjadi penduduk
miskin.
Selain itu ada juga
beberapa factor penyebab terjadinya kemiskinan di pada umumnya, yaitu :
• penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
• penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
• penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
• penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
• penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
• penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
• penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
• penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
• penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
• penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
C. Upaya – Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kemiskinan di Bekasi.
Upaya menanggulangi
kemiskinan merupakan tugas bersama yaitu pemerintah dan warga masyarakat,
berikut ini upaya-upaya yang dapat digunakan untuk menanggulangi kemiskinan di
Bekasi.
1. Pemerintah harus
menetapkan wilayah-wilayah industri dan mengadakan perlindungan terhadap lahan
pertanian produktif agar tidak digunakan untuk perluasan wilayah industri.
2. Pemerintah dapat
mengupayakan agar perusahaan lebih mengutamakan menerima penduduk asli untuk
bekerja seperti yang telah disepakati, karena penduduk asli yang lebih berhak
menikmati lapangan pekerjaan didaerahnya.
3. Mengadakan pembatasan
terhadap jumlah penduduk pendatang yang mencari kerja.
4. Memberikan kredit
lunak kepada warga untuk mengembangkan industri rumah tangga yang menyerap
tenaga kerja.
5. Membenahi
infrastruktur jalan, transportasi, komunikasi, listrik, dan air bersih.
6. Mewujudkan program
pendidikan gratis, sehingga anak-anak usia sekolah dapat bersekolah.
7. Pemerintah harus
segera memulihkan sektor riil agar tidak terjadi PHK massal di
perusahaan-perusahaan. Dengan cara pemerintah perlu memberikan insentif pajak
kepada dunia usaha.
8. Pemerintah juga dapat
memaksimalkan kembali peran koperasi untuk mengatasi kemiskinan.
Selain itu terdapat
beberapa macam program yang telah dijalankan oleh Pemerintah untuk mengentaskan
kemiskinan, antara lain :
· Program BLT ( Bantuan
Langsung Tunai )
· Program BOS ( Bantuan
Operasional Sekolah )
· Subsidi BBM dan konversi
minyak tanah ke gas ( Elpiji )
· Program peminjaman dana
untuk membuka usaha demi terciptanya lapangan kerja baru untuk mengentaskan
kemiskinan
· Koperasi, walaupun
sekarang ini sudah kurang berperan dalam mengentaskan kemiskinan. Oleh karena
itu diharapkan pemerintah mampu untuk mengembalikan fungsi dan peranan koperasi
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan:
· Kemiskinan adalah
kekurangan kebutuhan pendidikan, sangan, pangan, papan, pekerjaan dan
kesehatan.
· Kemiskinan disebabkan
oleh banyak factor dan aspek.
· Untuk menanggulangi
kemiskinan butuh peranan dan kesadaran dari masyarakat dan pemerintah untuk
menanggulangi masalah kemiskinan tersebut.
· Pemerintah pusat maupun
daerah bertanggung jawab untuk memenuhi dan menjamin kesejahteraan warga
negaranya sesuai dengan PASAL 34 UUD 1945 dan cita – cita nasional bangsa
Indonesia.
· Pemerintah
menyelenggarakan beberapa program untuk melaksanakan pembangunan nasional untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, tetapi perlu diperhatikan juga adalah
pemerataan pembangunan dan pemerataan kesejahteraan agar seluruh rakyat dapat
menikmati hasil pembangunan tersebut.
B.
Saran:
Menurut pandangan penulis sebaiknya :
· Warga
Bekasi harus siap menghadapi kompetisi mencari pekerjaan dengan bekal
pendidikan yang cukup.
· Warga
Bekasi harus mampu mempertahankan lahan pertanian yang dianggap produktif dari
perluasan industri.
· Mampu
mencari solusi dari masalah kemiskinan misalnya mengembangkan industri rumah
tangga yang menyerap tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com mempelajari kemiskinan
www.wikipedia.com cara mengatasi kemiskinan
www.blogger.com factor penyebab kemiskinan